Halaman

Letak Geografis

Letak Geografis

A. Letak Geografis

Kabupaten  Pelalawan terletak di pesisir timur Pulau Sumatera,  dengan wilayah daratan  membentang  di  sepanjang  bagian  hilir Sungai  Kampar, serta  berdekatan  dengan  Selat Malaka.  Berdasarkan  posisi geografisnya, Kabupaten  Pelalawan terletak diantara  1025  LU -  0020  LS  dan  10004201030280  BT dengan ibukota di Pangkalan Kerinci.

B. Potensi Lahan dan Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Pelalawan

Memiliki potensi lahan sawah yang cukup luas yaitu 7.969 Ha berupa lahan sawah pasang surut seluas 6.210 Ha dan tadah hujan seluas 1.759 Ha, Khusus pada Kawasan Pengembangan Padi di Kecamatan Kuala Kampar tepatnya di Pulau Mendol yang merupakan lahan sawah pasang surut seluas 5.657 Ha sebagaimana tabel berikut :

Tabel 4. Luas Baku Lahan Sawah Kabupaten Pelalawan (Data 2021)

NO            KECAMATAN / DESA              LUAS BAKU LAHAN (Ha)
I KEC. KUALA KAMPAR 5.657
1 Sungai Upih 2.572
2 Sungai Solok 2.011
3 Serapung 454
4 Teluk Bakau 451
5 Teluk Beringin 169
     
II KEC. PELALAWAN 265
1 Kelurahan Pelalawan 69
2 Sering 101
3 Sungai Ara 95
     
III KEC. BUNUT 75
1 Lubuk Mandian Gajah 75
     
IV KEC. PANGKALAN KURAS 67
1 Betung 67
     
V KEC. BANDAR PETALANGAN 450
1 Lubuk Keranji Timur 450
     
VI KEC. PANGKALAN LESUNG 125
1 Genduang 65
2 Tanjung Kuyo 60
     
VII KEC. KERUMUTAN 100
1 Mak Teduh 100
     
VIII KEC. TELUK MERANTI 1.230
  Petodaan 22
  Gambut Mutiara 95
  Labuhan Bilik 88
  Pulau Muda 553
  Kuala Panduk 161
  Pangkalan Terap 311
     
Luas Total 7.969
Keterangan
Luas Lahan Pasang Surut 6.210
Luas Lahan Tadah Hujan 1.759

Data Series Tanaman Padi Kabupaten Pelalawan (2017 – 2021)

No

Indikator

Satuan

2017

2018

2019

2020

2021

Total

1

Luas Tanam

Ha

 6.569,0

 6.788,0

 7.500,0

 6.427,0

 6.352,0

 33.636,0

2

Luas Panen

Ha

 7.701,0

 7.389,0

 7.772,0

 6.676,0

 4.493,0

 34.031,0

3

Produktivitas

Ku/Ha

 50,2

 52,3

 52,0

 50,6

 35,0

 48,0

4

Produksi

Ton

37.082,0

39.656,6

38.753,1

32.418,1

15.725,5

163.635,3

 

C. Karakteristik dan Potensi Lahan Kawasan Pengembangan Padi di Pulau Mendol Kecamatan Kuala Kampar. (Hasil Kerjasama dengan Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Kementan Tahun 2014)

  1. Pulau Mendol Kecamatan Kuala Kampar dengan luas 30.733 ha memiliki hamparan (dari pantai ke pedalaman) dataran pasang surut lumpur di daerah sekitar pantai, dataran fluvio-marin (daerah transisi), dan dataran gambut (kubah/dome) di bagian tengah pulau.
  2. Lahan sawah (eksisting ) umumnya berada pada dataran fluvio-marin dan sebagian kecil pada dataran pasang surut lumpur. Hamparan sawah umumnya tanpa galengan. Tipe luapan pasang pada lahan sawah ini termasuk tipe C (lahan tidak pernah terluapi air pasang dan air tanah <50 cm) dan tipe luapan D (lahan tidak pernah terluapi air pasang dan air tanah >50 cm), Tipe luapan A = Lahan selalu terluapi air pasang, Tipe luapan B = lahan hanya terluapi oleh pasang besar.

Gambar. Peta Lahan Baku Sawah di Kec. Kuala Kampar

 

3. Sifat-sifat tanah lahan sawah (tanah mineral) adalah : dalam (>100 cm), lapisan olah 30-40 cm, tekstur halus (liat sampai liat berdebu), pH 6,0 (agak masam), sebagian tanah mengandung pirit pada kedalaman ≥ 60 cm (pirit bila teroksidasi akan menurunkan pH tanah sampai <2,5 atau ekstrim masam). Tanah sawah yang mengandung pirit ini dikategorikan sebagai tanah sulfat masam actual (pH ekstrim masam) bila pirit teroksidasi (terkena udara). Status kesuburan tanah cukup baik, namun beberapa menunjukkan kekurangan N dan Mg.

4. Tanah gambut pada dataran gambut memiliki kedalam sedang sampai dalam (2-4 m), tingkat kematangan gambut sedang (hemik) sampai matang (saprik), pH 4,5 (sangat masam), penggunaan lahan umumnya kebun campuran (kelapa, pinang, buah-buahan), di bagian tengah dataran gambut masih berupa hutan gambut yang menjadi penyimpan air dan mengalirkannya ke beberapa parit/sungai (S. Senang, S. Gantung, S.Selamet dan S. Cina).

5. Kondisi infrastruktur pertanian yang telah terbangun di Kecamatan Kuala Kampar

Uraian Pekerjaan

Satuan

Desa

Serapung

Sungai Solok

Sungai Upih

Teluk Bakau

Teluk Beringin

Grand Total

JUT Cabang

M

844

66.669

88.180

8.677

7.219

171.590

JUT Utama

4.699

10.264

10.820

8.493

3.341

37.617

Grand Total

5.543

76.934

99.000

17.170

10.561

209.207

               

Uraian Pekerjaan

Satuan

Desa

Serapung

Sungai Solok

Sungai Upih

Teluk Bakau

Teluk Beringin

Grand Total

Jembatan UT

UNIT

   

83

   

83

Pintu Air Tipe A

1

4

10

1

1

17

Pintu Air Tipe B

 

3

9

   

12

Pintu Air Tipe C

1

20

28

1

1

51

Rehab PA Tipe A

   

2

   

2

Sekat Kanal

 

25

56

5

1

87

Grand Total

2

52

188

7

3

252

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

D. Hasil Kajian Master Plan Food Estate Kecamatan Kuala Kampar

Berdasarkan hasil kajian roadmap rencana aksi pengembangan kawasan food estate di Kecamatan Kuala Kampar, beberapa rekomendasi yang disarankan khusus tanaman padi, yaitu :

  1. Fokus strategi pembenahan kelembagaan

Melalui kolaboarsi antara Dinas Perindutrian dan Perdagangan dan BUMD sebagai mitra dalam membangun sistem pemasaran alternatif tersebut termasuk membangun sistem pengawasannya

  1. Fokus pembangunan infrastruktur

Pembangunan sektor pertanian pada tahap 5 Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Pelalawan periode 2021-2026 menjadi salah satu perioritas pembangunan.  Sektor pertanian sangat penting, karena telah memberikan kontribusi yang tinggi pada pembangunan ekonomi Kabupaten Pelalawan. Kontribusi tersebut diantaranya sebagai penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDRB, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi.

Peningkatan kontribusi sektor pertanian dalam penyediaan bahan pangan menjadi salah satu agenda pembangunan strategis karena seiring dengan  peningkatan  permintaan  terhadap  bahan  pangan.  Sebagai sektor strategis, maka diperlukan penguatan pembangunan sektor pertanian untuk kedaulatan pangan dengan pendekatan meliputi;  peningkatan  ketersediaan dan pemanfaatan lahan; peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian; pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit; penguatan kelembagaan petani; pengembangan dan penguatan pembiayaan; pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi, serta penguatan jaringan pasar produk pertanian.

Upaya   untuk   mewujudkan   hal   tersebut   dihadapkan   dengan berbagai persolaan mendasar diantaranya adalah meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, terbatasnya ketersediaan infrastruktur, belum optimalnya sistem perbenihan, terbatasnya akses petani terhadap permodalan, masih lemahnya kapasitas kelembagaan petani, meningkatnya alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian, serta batasan administratif serta berorientasi pada kegiatan-kegiatan yang tidak   mampu   menjadi   faktor   pengungkit   karena   belum   optimalnya koordinasi kerja antar sektor, antar jenjang pemerintahan provinsi dengan kabupaten/kota, dan antar pemerintahan kabupaten/kota akibat belum tersedianya rancang bangun pembangunan tanaman pangan secara menyeluruh yang memungkinkan terciptanya kerjasama antar daerah sehingga tumpang tindih kegiatan dapat dihindari dan pembangunan pertanian dapat dilaksanakan secara efekif dan efisien